Thursday, November 10, 2011

Papua Oh Papua.. Bersabarlah..

,
Kasus freeport di Timika tak kunjung reda. Berawal dari protes karyawan freeport yang menuntut kesejahteraan, hingga berdampak perang sikut dengan pihak aparat. Bahkan kasus ini sudah menewaskan 3 korban, 2 diantaranya adalah para demonstran dan 1 orang dari pihak aparat. Bukankah ini sengketa intern antara dua pihak, yakni karyawan dan management Freeport, tapi kini cerita berbalik arah menjadi kasus kriminalitas antara para demonstran dan pihak kepolisian.

Apakah pertumpahan darah sudah menjadi pemandangan biasa antara demonstran dan aparat? Seharusnya kasus ini dapat diselesaikan dengan bijaksana, sungguh na'as jika sampai memakan korban jiwa. Menurut saya, apapun yang dilakukan para serikat kerja, itu adalah hak mereka untuk memperbaiki  dan meningkatkan kualitas hidup. Jika ditinjau lebih lanjut, para pekerja sudah menguras tenaga dan otak hanya untuk menggemukan kantong negara lain (baca:Amerika). Maka, sudah sepantasnya jika mereka memperjuangkan nilai penghasilan yang lebih tinggi, toh hasil yang mereka berikan untuk Freeport pun cukup membelalak mata. 

Menurut sumber website yang saya baca, tawaran kenaikan gaji sudah berubah dari tawaran sebelumnya yang hanya 22% bagi karyawan non staf selama periode dua tahun masing-masing 11%, kenaikan bonus metal sebesar 230% per bulan sesuai kenaikan harga emas dan tembaga, kontribusi tabungan rencana hari tua hingga 4%, namun penawaran anggaran trsebut belum mencapai kata mufakat. (http://us.finance.detik.com/read/2011/11/01/181651/1757777/4/tawaran-kenaikan-gaji-30-tetap-ditolak-karyawan-freeport)

Serikat kerja menuntut kenaikan gaji hingga 400% atau sekitar Rp 28 juta/bulan untuk level karyawan terendah, dan sekitar Rp 98 juta/bulan untuk karyawan tertinggi. Akan tetapi belum ada kata kesepakatan dari pihak Freeport. Hingga kini aktivitas di kawasan P.T Freeport belum kondusif, para karyawan masih mogok kerja. Namun  karyawan-karyawan dengan status kontrak sudah mulai beraktifitas seperti biasa. Hasil sumber daya alam yang diproses pun mengalami penurunan drastis kaena banyak pipa-pipa sambungan yang dirusak para demonstran. 

Itulah selintas berita yang saya amati dari berbagai media, kondisi di Timika tak kunjung membaik bahkan semakin buruk. Belum ada tindak lanjut atau gebrakan dari Pemerintah yang signifikan dalam kasus ini. Saya hanya bisa berharap agar tidak ada lagi pertumpahan darah dan nyawa di Papua, dan segala masalah dapat selesai tanpa menimbulkan masalah baru.

0 comments to “Papua Oh Papua.. Bersabarlah..”

Post a Comment

 

Time to Speak Up! Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates