Generasi muda di Indonesia tampaknya sangat agresif saat terjun bebas ke dalam dunia politik. Mereka mampu berekspresi, meneriakan aspirasi, serta memberi gebrakan untuk perubahan Indonesia yang lebih baik. Bahkan, banyak pula diantara mereka yang menentang pemerintah, seolah-olah mereka mampu menjadi dalang dalam pergerakan reformasi saat ini. Mereka rela mogok makan, tidur di jalanan, dan memblokir jalan-jalan utama agar suara mereka di dengar oleh para petinggi negara.
Demonstrasi mewarnai ibukota, hiruk pikuk nan rusuh meresahkan para pemakai jalan. Para demonstran itu tidak lain beranggotakan mahasiswa-mahasiswa aktif dari perguruan tinggi ngetop. Mereka berteriak-teriak sambil membawa spanduk bertuliskan kecaman, protes, atau pun penghinaan terhadap para petinggi negara. Bahkan terkadang mereka memainkan sebuah parodi sindiran atas kegagalan Pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. Biasanya untuk mengekspresikan emosi, mereka membakar ban, bendera, dan foto-foto presiden atau pun pejabat negara. Bukan hal aneh, apabila pihak aparat kepolisian harus mengambil tindakan tegas untuk mengerem aksi mereka yang terkadang anarkis. Aksi demonstrasi ini biasanya diakhiri perang sikut antara pihak kepolisian dan para mahasiswa. Tentu saja hal ini akan berdampak buruk karena bisa melukai satu sama lain, bahkan memakan korban jiwa.
Sebaik-baik niat dan tujuan awal mereka, tetap saja mereka lupa akan kewajiban mereka sebagai pelajar. Mereka yang dibekali edukasi tinggi pasti lebih mengetahui tindakan apa yang dapat mereka lakukan untuk menciptakan sebuah "perubahan" bagi negara.
Bukankah sejak duduk di sekolah dasar kita sudah dididik untuk mengharumkan nama bangsa? Tentu saja dengan mengaplikasikan ilmu yang kita peroleh agar berguna bagi masyarakat luas. Banyak mahasiswa berprestasi yang tidak banyak cakap, namun memiliki etos kerja dan integritas tinggi dalam mengharumkan nama bangsa di dunia internasional. Itulah yang seharusnya kita tela'ah lebih dalam. Jangan hanya meneriakan kata demokrasi apabila kita belum mampu memaknai arti kata "demokrasi" yang sesungguhnya.
Sebuah quote favorit saya dari K.H Abdullah Gymnastiar:
"Gak usah sok sibuk memikirkan masalah bangsa, kalau diri sendiri masih menjadi masalah bangsa ini."
Dapat disimpulkan bahwa beberapa generasi muda terlalu banyak menuntut tanpa berupaya untuk memberikan kontribusi bermakna untuk bangsa dan negara. Semoga tidak ada kepentingan-kepentingan opnum tertentu dibalik aktivitas demonstran. Diharapkan pula tidak ada provokasi sengit terselubung untuk menjatuhkan kiprah satu sama lain di dunia politik, apalagi hanya memanfaatkan semangat generasi muda yang menggebu untuk kepentingan pribadi. #miris
Friday, November 11, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)