Friday, November 11, 2011

Sebuah Artikel Sesat di KOMPAS

,
Sebuah artikel Kompas sukses membuat saya dan sekelompok orang naik pitam, karena telah mengurai kutipan sesat tentang momen Idul Adha. Isi kutipan tersebut dimuat di Kompas tanggal 5 November 2011, berjudul "RENUNGAN IDUL ADHA, DI BALIK DONGENG MINA" karya Moeslim Abdurrahman di halaman 1.

Si penulis menyampaikan bahwa beberapa umat islam tidak mengetahui makna yang terkandung dalam moment Idul Adha. Sebagian dari mereka hanya menganggap penyembelihan hewan kurban sebagai tradisi yang dilaksanakan rutin setiap tahun. Ketika si penulis menguraikan ide tersebut, saya setuju kutipan itu dapat menjadi bahan intropeksi bagi seluruh umat muslim. Namun ada dua hal yang cukup mengiris hati, pertama adalah pemilihan kata yang cukup nyeleneh, dan kedua, menceritakan kisah yang melenceng dari ayat Al qur'an.

Saya menemukan sang penulis berkali-kali menggunakan kata "dongeng" dan "legenda" dalam mendeskripsikan kisah nabi Ibrahim Alaihis Salam dan tewasnya putra Nabi Muhammad, Al-Husain. Definisi dongeng berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cerita yang tidak benar terjadi, begitu pula dengan definisi legenda. Seolah-olah kisah suci nabi Ibrahim dan Al Husain, hanya fiktif belaka yang masih diragukan kebenarannya.

       Perhatikan potongan-potongan kutipan di bawah ini:
  • Kisah Nabi Ibrahim AS menyembelih anak kesayangannya memang bukanlah dongeng biasa.
  • Dongeng Mina setiap tahun memang harus kita kenang.
  • Sebab, setiap dongeng sesungguhnya tidak berbicara tentang kisahnya sendiri.
  • …jika kita mau menuturkan kembali dongeng Mina sebagai ide perubahan.
  • Itulah hebatnya sebuah dongeng suci. Seolah-olah peristiwanya tidak pernah usai….
  • Kalau diresapi, dongeng Mina – yaitu saat Nabi Ibrahim AS bersedia menyembelih anak kesayangannya tersebut — sesungguhnya bukan semata-mata ujian tentang keimanan.
  • 'Asyura-itu kini jadi legenda di dunia.
Sangat miris membaca kutipan-kutipan di atas, dimana seorang cendekiawan muslim hanya menganggap sebuah kisah suci sebagai dongeng belaka. Selain itu, pada halaman 7 terdapat kutipan bahwa tewasnya anak Nabi Muhammad Sallahu Alaihi Wassalam, Al Husain, saat pertentangan pemerintahan Bani Umayah dikaitkan dengan momen Idul Adha. Padahal umat muslim diperintah menyembelih kurban untuk mencontoh pengorbanan Nabi Ibrahim sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah Sang Khalik.

Kompas seharusnya lebih berhati-hati dalam memproses tulisan yang akan beredar, apalagi hal ini menyangkut nilai agama yang sangat sakral. Semoga Allah melindungi penulis, pembaca, dan yang mempublish artikel sesat tersebut.

2 comments to “Sebuah Artikel Sesat di KOMPAS”

  • November 14, 2011 at 9:57 AM
    Faransson says:

    Sayang sekali media yang selama ini dibangga-banggakan masyarakat Indonesia kenyataannya malah isinya tidak sesuai dengan keyakinan penduduk Indonesia yang notabene-nya dominan memeluk agama Islam...semoga mereka semua diberi hidayah oleh Allah subhanahuwata'alaa..amiiinnn...

  • August 5, 2012 at 8:26 PM
    Unknown says:

    Kompas kan artikel-artikelnya kebanyakan berfaham liberal.
    Memang bahasa dan narasinya intelektual dan cerdas. Tapi sayang dari segi spritual sering menggunakan faham liberalisme.

Post a Comment

 

Time to Speak Up! Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates